Penulis: Tanti_Srie | Editor: Afandi
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang raja yang angkuh dan sombong, Prabu Aji Pramosa adalah seorang raja yang sangat berkuasa di daerahnya karena kesaktian yang dimilikinya. Dia mencari dan terus menambah kesaktiannya di berbagai pelosok daerah di Nusantara. Dia juga mencari orang-orang sakti untuk dikalahkannya. Dia tidak ingin ada satu orangpun yang bisa menandingi kesaktiannya. Para prajuritnya pun diutus untuk mencari orang-orang sakti ke seluruh pelosok negeri. Prajurit-prajuritnya pun akhirnya menemukan seorang Resi yang konon memiliki kesaktian yang luar biasa. Resi itu bernama Resi Karno atau Kyai Jamur.
Segera setelah itu, sang Prabu pun mendatangi kediaman Kyai Jamur. Namun sebelumnya, Kyai Jamur telah diberi tahu oleh abdinya bahwa Prabu Aji Pramosa akan mendatanginya dan mengajaknya bertanding. Kyai Jamur lebih memilih untuk menghindari kedatangan sang Prabu dengan melakukan perjalanannya ke arah barat. Prabu Aji Pramosa pun sangat murka. Dia dan prajuritnya memutuskan untuk mengejar Kyai Jamur sampai ketemu dan berniat akan membunuhnya sebagai balasan karena Kyai Jamur dianggap telah menentang titah paduka.
Kyai Jamur melakukan perjalanan ke arah barat, menelusuri hutan-hutan dan sungai-sungai hingga ke daerah pesisir selatan pulau Jawa, singgahlah Kyai Jamur di suatu daerah yang kini bernama Cilacap. Kyai Jamur menemukan sebuah gua di tepi laut. Di gua itu sang Resi pun bertapa. Rombongan sang Prabu pun telah sampai di daerah itu. Rombongan itu pun menemukan sebuah gua dan mereka memutuskan untuk bertapa. Di dalam gua itu mereka menemukan sang resi sedang bertapa. Tanpa pikir panjang rombongan sang Prabu menghampiri sang resi dan langsung membunuhnya. Sang Prabu dikejutkan karena jasad sang resi menghilang tanpa bekas.
Tiba-tiba…
Prabu Aji Pramosa dan rombongan dikejutkan oleh suara gemuruh ombak dan badai pasir disertai angin yang dahsyat. Gemuruh ombak dan angin itu disertai dengan munculnya seekor naga yang sangat besar. Naga itu hendak memakan rombongan sang Prabu. Kian lama ombak itu kian membesar dan banyak penyu-penyu menepi ke teluk. Hingga akhirnya teluk itu diberi nama Teluk Penyu yang menjadi obyek wisata utama Kota Cilacap.
Tidak hanya sampai disitu, naga itu kian mendekat ke arah sang prabu. Dengan tergesa-gesa sang prabu melepaskan anak panahnya ke arah naga. Anak panah melesat tepat di ulu hati naga. Naga itu pun menghilang dan ombak serta gemuruh angin berhenti seketika. Tak lama kemudian muncullah seorang wanita yang sangat elok rupawan. Wanita bernama Dewi Wasowati. Wanita itu mendekati sang prabu guna berterima kasih kepada sang prabu karena telah memanahnya. Itu artinya sang prabu telah membantunya untuk bisa kembali ke wujud aslinya yaitu dari seekor naga yang menakutkan menjadi manusia seutuhnya. Sebagai ucapan terima kasih, wanita itu memberikan setangkai kembang Wijaya Kusuma. Konon, siapa saja yang dapat memiliki bunga gaib ini, maka ia akan menurunkan raja-raja besar di Tanah Jawa. Maka, daerah itu dinamakan “Nusakembangan” atau biasa disebut Nusakambangan yang artinya Pulau yang banyak ditumbuhi bunga.
Setelah menerima bunga itu, sang prabu pulang dengan menaiki perahu. Namun sang prabu merasa sangat kecewa karena bunga itu jatuh di laut. Setelah sampai di kerajaan, sang prabu mendapat berita bahwa di pulau karang dekat Nusakambangan tumbuh bunga yang aneh dan ajaib. Ternyata bunga Wijaya Kusuma yang ia jatuhkan terdampar dan tumbuh di atas pulau karang itu. Sampai saat ini keberadaan bunga Wijaya Kusuma masih dilestarikan di pulau Nusakambangan. Di pulau Nusakambangan juga ditumbuhi banyak bunga-bunga liar yang tidak kalah indah dengan bunga Wijaya Kusuma.
[diadaptasi dari cerita rakyat Sastra Jawa.]
0 komentar:
Posting Komentar